Monday, May 19, 2008

Salah Satu Misteri Terbesar di Indonesia

Ada satu hal yang selalu mengusik saya setiap kali saya melakukan perjalanan yang mengharuskan saya naik pesawat udara. Setiap kali di Bandar Udara Soekarno-Hatta (BUSH), saya selalu bertanya-tanya mengapa fasilitas umum, terutama toilet di BUSH sangat jarang ditemukan dalam kondisi yang bagus.

Kondisi toilet-toilet di BUSH selalu dalam salah satu kondisi berikut: bau tidak menyenangkan, becek, saniter yang rusak, pintu/kunci/engsel yang rusak, dan sebagainya. Sering kali kondisinya malah merupakan kombinasi dari kondisi-kondisi yang baru saya sebutkan.

Memang belakangan terlihat ada sebagian toilet yang baru mengalami renovasi. Tetapi tidak jarang juga toilet-toilet yang baru direnovasi tersebut dalam waktu singkat kembali menjadi rusak dan terlihat tidak terawat. Hal ini saya perhatikan karena selama hampir 2 tahun terakhir, saya berada di BUSH dua kali setiap minggu sehingga kondisi toilet-toilet di sana tidak luput dari pengamatan dan perhatian saya.

Pada saat program Visit Indonesia Year 2008 dicanangkan, hal ini sempat menjadi diskusi di media massa. Dan untuk beberapa saat, diskusi di media massa berlangsung oleh beberapa komentator dan pengamat industri.

Anyway, yang selalu mengusik saya adalah: apakah memang begitu sulit untuk me-manage toilet, di bandara maupun di tempat-tempat lainnya?

Mungkin yang seringkali dijadikan sebagai alasan adalah kurangnya budget untuk me-maintain toilet-toilet di BUSH supaya kinclong dan wangi.

Tapi, apakah memang benar demikian?

Jika memang yang dihadapi adalah kendala budget/dana, solusinya akan sangat mudah. Kita sudah sering sekali melihat bahwa di pusat-pusat perbelanjaan banyak terdapat iklan-iklan dari perusahaan consumer goods di eskalator, pintu elevator, panel kaca pintu dan juga di tempat/area lain dari pusat perbelanjaan/mall tersebut.

Saya yakin jika budget/dana merupakan hambatan utama supaya toilet-toilet di BUSH dapan menjadi harum, bersih & wangi, maka perusahaan-perusahaan consumer goods (ataupun perusahaan-perusahaan lainnya) akan dengan senang hati mensponsori dan mengucurkan dana untuk perawatan kebersihan toilet-toilet di gerbang utama untuk masuk ke Indonesia. Kalau dipikir lebih jauh lagi, hal tidak ada bedanya dengan billboard, spanduk, banner dan neonbox warna-warni yang sudah banyak kita jumpai di bandara dan sekitarnya.

Akan tetapi jika hambatannya bukanlah budget/dana, apa donk?

Hmmmmph.... Mengapa begitu, ya??

1 comment:

Anonymous said...

Saya juga heran Bos, padahal BUSH adalah etalase kita. Apa kata dunia??