Tuesday, July 1, 2008

Solusi kemacetan di Jakarta

Kemacetan di Jakarta…. Topik basi, kata Anda….

Memang topik basi, sich … Tapi kenapa sampai sekarang tidak ada solusinya? OK lah, to be fair, tidak perlu omong kosong bicara solusi. Tapi at least, kalau bisa jangan semakin parah donk….

Kemarin ketika saya mencoba melewati sebuah jembatan, sempat terjebak kemacetan yang sangat parah dan di luar kebiasaan. Pada saat sampai di jembatan, baru ketahuan penyebab kemacetan tersebut. Ternyata, ada beberapa orang yang memancing ikan di jembatan, dan mereka parkir sepeda motor tepat di lajur jembatan yang diperuntukkan buat kendaraan yang lalu-lalang. Otomatis, parkiran sepeda motor milik para pemancing ikan tersebut sudah menempati sepertiga lebar jembatan…. Hayooo, kalau sudah begini, gimana gak macet?

Seperti biasa, saya akan coba untuk “oversimplify”. Coba kita perhatikan titik-titik kemacetan yang ada di sekitar kita. For me, saya akan coba list beberapa titik kemacetan dekat kantor saya:
1. Dekat Mal Ambassador: kemacetan selalu terjadi karena mikrolet, ojek, taksi bisa berhenti dan menunggu penumpang di jalan. Hal ini praktis telah mengurangi hampir sepertiga akses jalan. Pasti akan timbul kemacetan bukan?
2. Perempatan Gatot Subroto – Rasuna Said: Salah satu penyebabnya adalah adanya lubang tepat di perempatan Balai Kartini, sehingga kendaraan dari Gatot Subroto yang mau belok kiri ke arah Denpasar Raya harus mengelak lubang tersebut. Pada saat mencoba mengelak lubang tersebut, kendaraan yang mau ke Denpasar Raya akan langsung berhadap-hadapan dengan kendaraan dari Denpasar Raya yang mau ke Gatot Subroto. Mirip adu kambing.. Jadinya kemacetan yang parah.
3. Masih banyak lagi spot-spot kemacetan yang lain…. You can make your own list…. (Silahkan komentari tulisan ini dengan contoh-contoh penyebab kemacetan lain yang dapat dipantau di lingkungan Anda).

Traffic atau lalu lintas pada dasarnya merupakan bagian dari proses distribusi sebuah benda (dalam hal ini kendaraan) dari titik A ke titik B. Proses distribusi ini melewati sebuah medium (dalam hal ini jalan raya). Menggunakan konteks Fluid Mechanics, masalah kemacetan di Jakarta dapat diibaratkan seperti air yang perlu disalurkan melalui pipa. Airnya sebanyak satu kolam, disalurkan melalui pipa pralon dengan diameter 5 inci. Jika di dalam pipa pralon tersebut banyak terdapat kotoran, otomatis akan terjadi hambatan karena diameter 5 inci yang bisa dilalui oleh air akan berkurang dengan volume kotoran yang menyebabkan diameter pipa berkurang.

Simple, right??

The question is, kalau memang simple, mengapa urusan kemacetan di Jakarta gak kelar-kelar? …. Mengapa begitu, ya??